Menjelang Magrib di bulan Desember, hujan terus menerus mengguyur Kota Bandung. Dibalik jendela kamar Aku hanya duduk termenung memandangi tetes-tetesnya yang menggenang…sunyi…sepi…sendiri
Dari MP3 PlayerKu terdengar alunan musik yang sungguh terasa menyayat hati…rasa sedih yang membuncah hingga sisi rasionalku pun tidak mampu menjelaskan rasa ini
Hujan kau ingatkan aku tentang satu rindu
Dimasa yang lalu saat mimpi masih indah bersamamu
Terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan
Kau Ibu…kau Ibu..
Allah izinkanlah aku bahagiakan dia
Meski dia tlah jauh
Biarkanlah aku berarti untuk dirinya
Oh Ibu.. oh Ibu.. kau Ibu.. kau Ibu..
(Opick feat Amanda)
Dimasa yang lalu saat mimpi masih indah bersamamu
Terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah penuh dengan kehangatan
Kau Ibu…kau Ibu..
Allah izinkanlah aku bahagiakan dia
Meski dia tlah jauh
Biarkanlah aku berarti untuk dirinya
Oh Ibu.. oh Ibu.. kau Ibu.. kau Ibu..
(Opick feat Amanda)
Slide-slide ingatanku datang silih berganti tak tertahankan…
Terbayang satu wajah penuh cinta, penuh kasih
Terbayang sorot mata penuh dengan kehangatan
Terdengar kembali suaranya yang lembut memanggil
Terlintas dalam benakku kenangan-kenangan yang telah lalu
Kenangan yang tidak mudah pupus oleh waktu
Semakin jauh aku masuk dalam alam pikiranku sendiri
Semakin banyak aku menemukan kenangan-kenangan itu
Barulah aku menyadari begitu tulusnya Ia menyayangiku
Ku bersyukur Ibuku masih ada untuk menemaniku
Lamat-lamat terdengar suara Adzan Maghrib memanggil. Membuyarkan lamunanku. Aku terbangun. Ku matikan MP3. Aku bergegas memenuhi panggilan itu. Dalam langkahku diantara gemercik genangan air dan rintik hujan yang mulai mereda, hatiku bertekad untuk membahagiakanmu Ibuku
Yaa Allah izinkanlah aku bahagiakan Dia